MARI MENCINTA, MELAYANI







MARI MENCINTA, MELAYANI
(Refleksi Ringkat Pekan Suci 2016)
Oleh: Didimus Estanto T.

Kehidupan sejatinya merupakan  suatu petualangan yang terus mendaki. Kisah setapak demi setapak yang menuntun kita dari ketidaktahuan menuju ketercerahan. Sebuah napak tilas gelap menuju terang, keadaan tak bernafas, jantung mulai berdegub hingga ke keadaan tak bernafas lagi dengan jantung terlelap. Kisah kematian menuju kebangkitan secara sempurna adalah Kristus. Dia bukan hanya melaluinya, namun itu adalah Dia. Hidup adalah kata bermakna ganda, yang berarti ada pun berarti keadaan di mana  mengisi ke’ada’an tersebut. Melalui kisah sengasara, wafat dan kebangkitanNya, Kristus menunjukan bahwa cinta adalah satu-satunya hal yang dapat menjaga kehidupan tetap layak untuk dihidupi.

Apa yang terjadi dalam kisah sengsara?
Via dolorosa (kisah sengsara) merupakan suatu ringkasan dari bukti cinta Yang Ilahi. Cerita ini adalah catatan sejarah yang sangat berharga bagi semua yang bernafas karena di sinilah sebuah konsep kehidupan diingatkan, dijelaskan dan dibuktikan dengan seluruh jiwa dan raga. Minggu daun-daun adalah cerminan gemerlap dan sorak-sorai manusia, Kristus sebagai raja yang disoraki karena kerinduan akan kebebasan, kehausan akan pembebasan. Kamis putih adalah bukti pelayanan seorang raja kepada rakyaktnya, pengajaran seorang guru yang diturunkan kepada para muridnya. Jumat agung ialah tanda nyata bahwa ia berkorban untuk dosa yang tak Ia perbuat, bahwa seluruhnya Ia berikan kepada semua cibtaan. Dan sampailah pada cahaya, paskah adalah moment kemenangan. Alleluia adalah sorakan kebangkitan, tanda bahwa kematian bukanlah akhir. Kristus menang akan alam maut, bahwa sejatinya akan selalu ada cahaya setelah kematian, bahwa semua insan punya harapan akan kehidupan setelah kematian.

Mengapa kisah sengsara penting?
Setapak adalah tanda adanya harapan, seribu dimulai dari satu. Kristus mengajarkan proses, setiap detailnya penting. Kisah sengsara menunjukan bahwa Ia benar-benar manusia yang berdarah, adalah Allah yang Maha Kuasa. Ia sakit, takut, mati seperti layaknya mahkluk fana, namun Ia bertahan, terus berjalan dan bangkit. Dalam via dolorosa kita menemukan puncak penyerahan diri, titik nadir dari rencana keselamatan Allah. Kita sampai pada kesimpulan bahwa, Ia adalah Yang Kuasa yang datang untuk menyelamatkan melalui proses sakit yang luar biasa, melalui kegelapan yang mencekam menuju terang yang menyelamatkan. Kisah sengsara adalah bukti harapan menjadi nyata dalam Kristus. Manusia yang fana itu, Anak Allah itu, Kristus datang membawa cinta dalam harapan akan cahaya.

Apa yang Kristus ajarkan?
Satu hal yang membuat kehidupan ini masih layak untuk dihidupi adalah karena cinta. Cinta, itulah hukum baru yang ingin Kristus ingatkan, jelaskan dan buktikan dalam seluruh perjalanan karya keselamatanNya. Tapi cinta itu apa? Cinta Kristus itu seperti apa? Kehidupan sejatinya berjalan ke atas, memiliki cita-cita yang ingin dituju, namun Kristus memberikan contoh yang berbeda. Cita-citanya menjadi pelayan, hamba bagi orang lain (peristiwa pembasuhan kaki pada malam kamis putih). Cinta, bukti paling nyata dari cinta adalah melayani, kurang lebih seperti itu yang Kristus ingin tekankan, ingatkan dan ajarkan. Bayangkan seseorang sedang bersama pasangannya (dalam konteks masyarakat modern), praktisnya seseorang akan melakukan apapun untuk pasangannya, jika itu benar-benar cinta. Mengantar, menjemput, mentraktir, mengajak jalan, menjenguk jika sakit dan masih banyak lain contoh tindakan yag dilakukan saat seseorang mencintai seseorang. Sadar atau tidak kita melayani pasangan kita, itu adalah bukti cinta yang paling nyata yang bisa dan selalu kita lakukan. Itulah cinta, pelayanan yang telah ribuan tahun lalu Kristus ajarkan dan masih tetap relevan hingga kini. Cinta adalah melayani.

Ia yang telah wafat untuk keselamatan semua insan. Ia yang telah memberikan segalanya kepada seluruh cibtaan. Ia yang telah hidup, ada dalam kehidupan pun membuat ke’ada’an itu berarti dalam cintaNya yang sungguh sepurna. Agape, cinta yang tak berhingga adalah warisan, ajaran dan cara hidup yang Ia lepaskan untuk terus hidup dan dihidupi di bumi. Seluruh cibtaan seharusnya bertanggung jawab akan darahnya, pengorbanannya dan cintannya. Seluruh cibtaan punya tanggung jawab untuk melanjutkan cita-citanya, mencintai sesama cibtaan melalui melayani. Via dolorosa adalah perjalanan kehidupan yang mengajak semua cibtaan untuk sedikit beristirahat akan dunia, melihat apa yang telah dibuat dan bagaimana seharusnya hal-hal terjadi dalam kehidupan.  Marilah membuat Ia pantas menderita untuk semua cibtaan, marilah membuat dunia ini pantas untuk tetap dihidupi, marilah mencinta dengan melayani.


0 komentar:

Posting Komentar