Mengenal Bahasa Tubuh dalam Hubungan Sosial
Oleh: Didimus Estanto Turuk (144214137)
Abstrak
Bahasa
tubuh merupakan salah satu media mengenal kepribadian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan meneliti pola-pola gerak tertentu pada manusia yang memiliki
makna tertentu dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian menggunakan metode
pengamatan dalam menjalankan penelitian ini, di samping menggunakan kajian
pustaka. Hasil penelitian menemukan 17 perilaku tidak sadar yang memiliki makna
dalam keidupan sosial dan
mengklasifikasikan semua perilaku itu dalam empat jenjang usia yaitu
anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.
Secara ringkas penelitian ini adalah pengamatan dan pengklasifikasian
pola-pola gerak tidak sadar pada manusia yang sering terjadi di masyarakat.
Kata
kunci: pola-pola gerak, gerak tidak sadar, pengklasifikasian,pengamatan
Pengantar
Komunikasi
merupakan bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama
lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Komunikasi ini tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi (Cohen, 1992:98). Komunikasi terdiri dari dua
jenis yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal
merupakan proses komunikasi melalui bahasa dan kata-kata yang diucapkan.
Sedangkan, komunikasi non-verbal ialah penyampaian arti tanpa kata-kata yang tercermin pada bahasa
tubuh dan intonasi verbal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apa dan
bagaimana saja bahasa tubuh itu. Melalui hal itu orang dapat memahami dengan
baik makna dan arti sebenarnya dari apa yang ingin disampaikan seseorang.
Observasi adalah metode yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian ini,
selanjutnya hasil pengamatan diklasifikasikan dan ditinjau dalam kajian
pustaka.
Bahasa
tubuh diangakat sebagai topik dalam bahasan ini karena dalam kehidupan
bermasyarakat seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menterjemahkan bahasa
tubuh.. Peneliti menyusun karya ilmah ini menggunakan dua alur bahasan yaitu
apa sajakah bahasa tubuh yang memiliki makna dalam kehidupan bermasyarakat dan
bagaimana peran bahasa tubuh dalam membangun hubungan sosial.
Mengenal
Bahasa Tubuh dalam Hubungan Sosial
Menurut
David Cohen dalam buku “Bahasa Tubuh Dalam Pergaulan” (1992:101) menjelaskan
bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topengan manusia dalam bermasyarakat.
Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan dapat melakukannya dengan
baik melalui pembelajaran yang intensif. Banyak isyarat non-verbal tentang
perasaan yang bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Cara seseorang
berbicara mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang bicaranya keras dan tanpa
henti, orang lainnya sukar dimengerti dan beberapa sangat diam. David Cohen
mengatakan bahwa kata-kata dapat diatur untuk berbohong tetapi tubuh tidak. Daud
(2014:vii) menulis ada setidaknya tujuh belas bahasa tubuh yang memiliki
pengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun tujuh belas bahasa tubuh itu
meliputi: senyuman, tatapan mata, kontak mata, cara bersalaman, cara berdiri,
cara menyapa, posisi duduk, bentuk gelengan kepala, cara merangkul, cara
bericara, intonasi bicara, kecepatan berbicara, cara tertawa, cara menaggapi
masalah, gestur tubuh ketika berpikir, dan cara berbohong. Setiap ekpresi dari
tindakan ini pun diklasifikasikan ke
dalam empat jenjang usia yaitu
anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Berikut contoh bahasa tubuh
yang memiliki makna dalam kehidupan sosial: kontak mata mengacu pada suatu
keadaan penglihatan secara langsung antar orang saat sedang berbicara. Melalui
kontak mata, seseorang dapat menceritakan kepada orang lain suatu pesan
sehingga orang akan memperhatikan kata demi kata melalui tatapan; ekspresi
wajah meliputi pengaruh raut wajah yang digunakan untuk berkomunikasi secara
emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu
menyatakan hati dan perasaannya; gestures merupakan bentuk perilaku non-verbal
pada gerakan tangan, bahu, jari-jari, dan kaki. Seseorang sering menggunakan
gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu
pesan.
Bahasa
tubuh sejatinya merupakan cara menyampaikan pesan tanpa kata atau pesan-pesan
yang tidak dapat disampaikan dalam bentuk kata. Kondisi sosial masyarakat yang
sangat beragam membuat banyaknya varisasi dalam menggunakan bahasa tubuh ini.
Penggunaan bahasa tubuh dapat saja berbeda antara satu tempat dengan yang
lainnya. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah, local genius, tingkatan pengetahuan setiap kelompok masyarakat
berbeda (Liliweri, 1994:47). Perbedaan dan keberagaman ini mencibtakan suatu
maslah ketika dua atau lebih kelompok masyarakat bertemu dan berinteraksi dalam
satu wadah yang sama. Komunikasi verbal maupun non-verbal terjalin di antara mereka.
Kesalahpahaman bahasa tubuh sering terjadi dalam komunitas yang beragam seperti
ini. Salah satu contoh kesalahpahaman bahasa tubuh dalam kehidupan sosial
ialah: di Amerika atau di Eropa diperbolehkan menggunakan tanda V
(Victory), sebagai lambang kemenangan
tetapi di Afrika Selatan tanda V tidak boleh digunakan; di Australia, Amerika,
dan Indonesia, ibu jari yang diacungkan merupakan isyarat yang kasar; di
Austria dan Belanda tidak diperkenankan berbicara dengan tangan di saku karena
dianggap sebagai sesuatu yang tidak sopan karena mencerminkan kesombongan dan
keangkuhan.
Simpulan
Komunikasi
non-verbal ialah penyampaian arti tanpa
kata-kata yang tercermin pada bahasa tubuh dan intonasi verbal. Salah satu
komunikasi non-verbal ialah bahasa tubuh. Bahasa tubuh digunakan saat kata-kata
tidak dapat mewakili perasaan atau situasi yang ada sehingga bahasa tubuh
menjadi penting untuk dipelajari.
Bahasa
tubuh yang tidak sesuai penempatannya dapat menimbulkan konflik, sehingga
bahasa tubuh perlu dipelajari. Salah satu keuntungan dari mempelajari bahasa
tubuh adalah membangun suatu komunikasi yang baik yang merupakan awal dari
terciptanya suatu hubungan sosial yang mantap dengan orang lain.
Daftar
Pustaka
Blake, Reed H. Haroldsen, Edwin O. 2003.
Taksonomi Konsep Komunikasi.
Surabaya: Papyrus.
Cohen, David. 1992. Bahasa Tubuh dalam Pergaulan. London: Sheldon Press.
Daud, Antonius. 2014. I Know You. Jakarta: Loveable.
Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
0 komentar:
Posting Komentar